Skip to main content

Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Komumikasi Keperawatan Berdasarkan Elaborasi pada Jurusan Keperawatan D3 POLTEKKES Gorontalo



ABSTRAK

Pembelajaran merupakan suatu sistem. Sebagai suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah komponen meliputi pendidik, peserta didik, tujuan, bahan pertimbangan, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, dan sumber serta evaluasi.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana penggunaan metode pengembangan bahan ajar dengan model pembelajaran elaborasi pada Mata kuliah “Komunikasi Keperawatan" dan untuk menemukan keefektifan model pembelajaran elaborasi dalam penerapan komunikasi keperawatan antara dokter, perawat dan pasien ketika praktik di laboratorium, klinik, puskesmas dan di rumah sakit. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai tolak ukur dan evaluasi tingkat keberhasilan model pembelajaran elaborasi dalam pembelajaran ilmu komunikasi keperawatan.
Penelitian ini digunakan metode penelitian Research and development atau pengembangan dan penelitian. Pengembangan dilakukan perencanangan modul pembelajaran dengan model elaborasi. Model elaborasi dalam pengembangan modul pembelajaran ilmu komunikasi dalam keperawatan dilakukan dalam empat tahap meliputi pembuatan epitome, pembuatan elaborasi materi, pembuatan rangkuman, dan pembuatan sintesis.
Produk modul pembelajaran yang didesain dengan model elaborasi struktur isi dan khiarki belajar tersusun secara sistematik sehingga berbeda struktur isi dan khiarki belajar sebagaimana yang tersusun pada buku teks ilmu komunikasi dalam keperawatan.
Hasil belajar peserta didik pada mata kuliah ilmu komunikasi dalam keperawatan yang diajarkan dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan model elaborasi lebih unggul dari mahasiswa yang diajar dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks ilmu komunikasi berdasarkan kurikulum K-13. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah ilmu komunikasi dalam keperawatan dapat digunakan strategi pembelajaran pengorganisasian pembelajaran berdasarkan model elaborasi.
Disarankan bagi dosen untuk peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan menerapkan strategi pengorganisasian pembelajaran model elaborasi sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran ilmu komunikasi dalam keperawatan.
Kata Kunci : Model Pembelajaran, Komunikasi Keperawatan.
Perkembangan Komunikasi Remaja
Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas dan stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya dan/atau orang dewasa yang ia percaya terutama orang tua dan termasuk juga perawat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkan keluhannya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal  yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi.
Tujuan Komunikasi Remaja
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut.
Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja.
Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar.
Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah.
Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara.
Membantu remaja menyelesaikan masalah
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Remaja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yakni pendidikan, pengetahuan, usia tumbang dan status kesehatan remaja, saluran, lingkungan.

Teknik Komunikasi pada Remaja
Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, yaitu ; Melalui orang lain atau pihak ketiga dimana cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung. Bercerita dimana melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita. Memfasilitasi dimana ini merupakan cara berkomunikasi melalui ekspresi anak atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian.
Selain itu, meminta untuk menyebutkan keinginan dimana komunikasi ini meminta anak untuk menyebutkan keinginan serta mengetahui berbagai keluhan yang dirasakan anak. Pilihan pro dan kontra dimana penggunaan teknik komunikasi ini dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja. Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain. Menulis dengan cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan bahkan pada saat diam.
Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada remaja itu sendiri ataupun diberikan kepada orang tua remaja.
Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada remaja
Fase orientasi:
Salam terapeutik
Dimana merupakan salam perkenalan yang berisi peberian salam serta perkenalan nama.
Evaluasi/validasi
Mengevaluasi keadaan dari klien.
Kontrak topik, waktu, tempat
Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat terhadap pasien.
Fase kerja:
Berisi tentang penatalaksanaan dari kontrak topik, waktu, dan tempat yang telah dilakukan pada tahapan orientasi.
Fase terminasi:
Terdiri dari :
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Tindak lanjut klien
Kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat


SINTESA MATERI
Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa dimana anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Adapun komunikasi pada remaja bertujuan ; Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja, membentuk suasana keterbukaan dan mendengar, membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah, membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara, membantu remaja menyelesaikan masalah. Komunikasi pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni pendidikan, pengetahuan, usia tumbang dan status kesehatan remaja, saluran, lingkungan.
Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, yaitu ; Melalui orang lain atau pihak ketiga, bercerita, memfasilitasi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan kontra, penggunaan skala atau peringkat, serta menulis. Pada komunikasi terapeutik pada remaja terdapat strategi pelaksanaan yang digunakan yakni dimulai pada fase orientasi dimana berisi salam terapeutik, evaluasi/validasi, serta kontrak topik, waktu, dan tetap. Setelah fase itu terdapat fase kerja serta fase terminasi yang terdiri Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan, tindak lanjut klien, serta kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat




RANGKUMAN MATERI
Komunikasi Terapeutik
Pengertian komunikasi terapeutik
Maka di sini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan. Dan komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional bagi perawat.
Tujuan komunikasi terapeutik
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
Manfaat komunikasi terapeutik
Manfaat komunikasi terapeutik (Christina, dkk. 2003) adalah :
Mendorong dan menganjurkan kerja sama antar perawat dengan pasien melalui hubungan perawat dan  klien.
Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Keberhasilan komunikasi
Karakteristik keberhasilan komunikasi yaitu :
Memiliki kesadaran yang tinggi.
Mampu melaksanakan klarifikasi nilai.
Mampu mengeksplorasikan perasaan.
Mampu untuk menjadi model peran.
Motivasi altruistic.
Rasa tanggung jawab dan etik.
Elemen pesan yang dapat menentukan keberhasilan komunikasi, juga harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Pesan yang harus direncanakan.
Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh kedua pihak.
Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima.
Pesan harus berisi hal-hal yang dapat dipahami.
Pesan yang disampaikan tidak samar-samar.
Faktor yang Menghambat dalam Proses Terapeutik
Kemampuan pemahaman yang berbeda.
Pengamatan atau penafsiran yang berbeda karena pengalaman masa lalu.
Komunikasi satu arah.
Kepentingan yang berbeda.
Memberikan jaminan yang tidak mungkin.
Memberi tahu apa yang harus dilakukan kepada penderita.
Membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi.
Menurut bukti, tantangan serta penjelasan dari pasien mengenai tindakan.
Menghentikan atau mengalihkan pembicaraan.
Memberikan kritik mengenai perasaan penderita.
Terlalu banyak bicara.
Memperlihatkan sifat jemu, bosan, dan pesimis.
Teknik-teknik komunikasi terapeutik
Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Menunjukkan penerimaan.
Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
Pertanyaan terbuka.
Mengulang ucapan klien.
Mengklarifikasikan.
Memfokuskan.
Menyatakan hasil observasi.
Menawarkan informasi.
Diam atau memelihara ketenangan.
Meringkas.
Memberikan penghargaan.
Menawarkan diri.
Mengajukan untuk meneruskan pembicaraan.
Menempatkan kejadian secara berurutan.
Memberikan nasehat.
Memberikan kesempatan.
Refleksi.
Assertive.
Humor.
Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan.
Prinsip yang sama dengan komunikasi interpersonal devito yaitu keterbukaan, empati, sifat mendukung, sikap positif dan kesetaraan.
Kualitas hubungan perawat dan klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai manusia
d.      Perawat menggunakan dirinya dengan teknik pendekatan yang khusus untuk memberi pengertian dan merubah perilaku klien.
Perawat harus menghargai keunikan klien.
Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri.
Komunikasi pada Klien Dewasa
Komunikasi pada masa dewasa awal
Dari segi psikologis, Orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu :
Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran.
Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
Komunikasi pada dewasa awal mengalami puncaknya pada kematangan fisik, mental dan kemampuan social mencapai optimal. Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal Dalam menguasai pesan yang diterima, individu dewasa tidak hanya melihat isi pesan, tetapi juga mempersiapkan pesan tersebut dengan lebih baik serta menciptakan hubungan antar pesan yang di terima dengan konteks atau situasi pesan tersebut disampaikan.
Suasana komunikasi
Agar komunikasi dengan klien dewasa efektif perlu memperhatikan terciptanya suasana komunikasi yang mendukung yakni sebagai berikut.
Suasana saling menghormati
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa, lawan komunikasi (perawat/tenaga kesehatan) harus dapat menghormati pendapat pribadinya. Karena apabila hal tersebut diabaikan akan menjadi kendala bagi keberlangsungan komunikasi.
Suasana saling percaya
Komunikasi dengan klien dewasa perlu memperhatikan rasa saling percaya akan kebenaran informasi yang dikomunikasikan agar tujuan komunikasi akan lebih mudah tercapai.
Suasana saling terbuka
Keterbukaan untuk menerima hasil komunikasi dua arah, antara perawat atau tenaga kesehatan dan klien dewasa akan memudahkan tercapainya tujuan komunikasi.
Model komunikasi dan implementasinya pada klien dewasa
Model Shanon & Weaver
Model Shanon & Weaver memperhatikan problem pada penyampaian pesan informasi berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini mengilustrasikan sumber dalam bentuk sandi. Keuntungan dari implementasi model ini ialah pesan yang disampaikan dapat diterima langsung oleh pihak penerima. Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat kelemahan yang berupa hubungan antara sumber dan penerima pesan tidak kasat mata.
Model Komunikasi Leary
Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan interaksi di antara dua pihak yang berkomunikasi. Model ini mengamati perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Dalam pesan komunikasi pada model ini ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam penerapannya, yakni dimensi: Penentu vs ditentukan, dan suka vs tidak suka.
Model Interaksi King
Model interaksi King menekankan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan profesionalisme perawat dalam memberikan bantuan kepada klien. Model ini menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi. Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi.
Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan-klien. 3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2) Transaksi, dan 3) Konteks. Hubungan relationship dikondisikan untuk hubungan interpersonal, bagaimana seorang professional dapat meyakinkan orang tersebut. Transaksi merupakan kesepakatan interaksi antara partisipan di dalam proses komunikasi tersebut. Konteks yaitu komunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang kesehatan klien dan biasanya disesuaikan dengan tempat dan situasi. Konteks komunikasi disesuaikan dengan tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.
SINTESA MATERI
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional bagi perawat dimana perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Pada komunikasi orang dewasa, dari segi psikologis, orang dewasa dalam berkomunikasi mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih muktahir, komunikasi pada orang dewasa merupakan suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan dan pikiran, pada orang dewasa komunikasi merupakan hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima. Agar suasana yang tercipta menjadi lebih efektif, komunikasi pada orang dewasa harus bersifat saling menghormati, saling percaya, dan saling terbuka.
Model komunikasi sendiri terdiri dari model Shanon & Weaver dimana model ini mengilustrasikan sumber dalam bentuk sandi. Model Komunikasi Leary dimana model ini mengamati perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Model Interaksi King dimana model ini menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien. Model Komunikasi Kesehatan dimana komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan klien. 3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu : 1) Relationship, 2) Transaksi, dan 3) Konteks.
Simpulan
Penelitian ini digunakan metode penelitian Research and development atau pengembangan dan penelitian. Pengembangan dilakukan perencanangan modul pembelajaran dengan model elaborasi disimpulkan sebagai berikut.
Model elaborasi dalam pengembangan modul pembelajaran ilmu komunikasi dalam keperawatan dilakukan dalam empat tahap meliputi pembuatan epitome, pembuatan elaborasi materi, pembuatan rangkuman, dan pembuatan sintesis.
Model elaborasi dalam pengembangan modul pembelajaran ilmu komunikasi memerlukan kemampuan kreatif dari dosen dalam perancangan, sebab materi pembelajaran ilmu komunikasi harus dilakukan dalam bentuk tematik dan terpadu serta terintegrasi dengan beberapa pelajaran.
Produk modul pembelajaran yang didesain dengan model elaborasi struktur isi dan khiarki belajar tersusun secara sistematik sehingga berbeda struktur isi dan khiarki belajar sebagaimana yang tersusun pada buku teks ilmu komunikasi dalam keperawatan.
Hasil belajar peserta didik pada mata kuliah ilmu komunikasi dalam keperawatan yang diajarkan dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan model elaborasi lebih unggul dari mahasiswa yang diajar dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks ilmu komunikasi berdasarkan kurikulum K-13.dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah ilmu komunikasi dalam keperawatan dapat digunakan strategi pembelajaran pengorganisasian pembelajaran berdasarkan model elaborasi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan, dan implikasi penelitian seperti telah dikemukakan di atas, maka dikemukakan beberapa saran bagi dosen untuk peningkatan hasil belajar mahasiswa yakni:
Menerapkan strategi pengorganisasian pembelajaran model elaborasi sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran ilmu komunikasi dalam keperawatan. Dengan strategi pengorganisasian pembelajaran model elaborasi pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan lebih berhasil, karena di samping strategi tersebut dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa yang memiliki karakteristik gaya kognitif spasial rendah, juga memberikan keuntungan bagi mahasiswa yang lainnya dalam meningkatkan retensi melalui penyajian epitome, prasyarat belajar, rangkuman, sintesis, analog dan pengaktif strategi. Untuk kepentingan ini hal yang harus diperhatikan adalah kesiapan mental dosen dalam melakukan persiapan, menyediakan fasilitas dan berbagai sumber yang diperlukan, dan mengelola kegiatan pembelajaran secara selektif dan efisien.

Comments